Senin, 24 Maret 2014

PENALARAN DEDUKTIF

Pengetian penalaran deduktif
Penalaran deduktif adalah metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Faktor – faktor penalaran deduktif :
1. Pembentukan Teori
2. Hipotesis
3. Definisi Operasional
4. Instrumen
5. Operasionalisasi

Jenis penalaran deduktif yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu:

1. Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya Menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
 
Rumus :
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Contoh :
1) Semua buruh adalah manusia pekerja
(2) Semua tukang batu adalah buruh
(3) Jadi, semua tukang batu adalah manusia pekerja.
Kaedah- kaedah dalam silogisme kategorial adalah :
1. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
2. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan
3. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negative.
5. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
8. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.

2. Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Menurut Parera (1991: 131) Silogisme hipotesis terdiri atas premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Akan tetapi premis mayor bersifat hipotesis atau pengadaian dengan “ jika …” konklusi tertentu itu terjadi, maka kondisi yang lain akan menyusul terjadi. Premis minor menyatakan kondisi pertama terjadi atau tidak terjadi.
Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

3. Silogisme Alternatif
Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Sedangkan proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Premis Mayor: Ayah ada di kantor atau di rumah
Premis Minor: Ayah ada di kantor
Konklusi: Sebab it, ayah tidak ada di rumah.
Atau
Premis Mayor: Ayah ada di kantor atau di rumah
Premis Minor: Ayah ada di kantor
Konklusi: Sebab it, ayah tidak ada di rumah.

4. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan .
Entimen atau Enthymeme berasal dari bahasa Yunani “en” artinya di dalam dan “thymos” artinya pikiran adalah sejenis silogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan keyakinan dalam sebuah entimem, penghilangan bagian dari argumen karena diasumsikan dalam penggunaan yang lebih luas, istilah "enthymeme" kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan argumen yang tidak lengkap dari bentuk selain silogisme.
Menurut Aristoteles yang ditulis dalam Retorika, sebuah "retorik silogisme" adalah bertujuan untuk pembujukan yang berdasarkan kemungkinan komunikan berpendapat sedangkan teknik bertujuan untuk pada demonstrasi. Kata lainnya, entimem merupakan silogisme yang diperpendek.

Rantai Deduksi
Rantai Deduksi Seringkali penalaran yang deduktif dapat berlangsung lebih informal dari entimem. Orang-orang tidak berhenti pada sebuah silogisme saja, tetapi dapat pula merangkai beberapa bentuk silogisme yang terutang dalam bentuk-bentuk yang informal. Misalnya sesudah beberapa kali merasakan buah belimbing, seorang akan mengambil kesimpulan: belimbing masam rasanya.
Dalam kenyataan penalaran yang induktif dan deduktif member pengaruh timbal balik, sebab secara serempak penalaran itu dapat bergerak melalui proses-proses yang komplek, dengan menilai avidensi yang ditimbulkan oleh situasi tertentu. Penalaran itu melukiskan generalisasi yang tepat dari pengetahuan seseorang, serta menerapkannya secara deduktif kepada situasi yang khusus.

Sumber :

Sabtu, 15 Maret 2014

PENALARAN



PENGERTIAN PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empiric) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan berbentuk proposisi-proposisi yang sejenis,berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar,orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.proses inilah yang disebut menalar. Ada dua metode dalam penalaran,yaitu deduktif dan induktif. Penalaran Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebihdahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Contoh : -Laptop adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi -DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi kesimpulan —> semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi Penalaran induktif adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum (Smart,1972:64). Penalaran ini lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau empiri. Dengan kata lain penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.(Suriasumantri, 1985:46). Inilah alasan eratnya kaitan antara logika induktif dengan istilah generalisasi. sContoh : -Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan -Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan kesimpulan —> Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

Proposisi
Proposisi adalah apa yang dihasilkan dengan mengucapkan suatu kalimat. Dengan kata lain, hal ini merupakan arti dari kalimat itu, dan bukan kalimat itu sendiri. Kalimat yg berbeda dapat mengekspresikan proposisi yang sama, jika artinya sama.

Proposisi disebut sebagai “tempat kebenaran” bukan bahwa proposisi itu selalu benar, melainkan karena hubungan yang diakui atau diingkarinya itu dapat diuji dengan kenyataan, dan hasilnya pun dapat benar dan dapat salah.

Unsur-unsur proposisi :
a. Term subyek : hal yang tentangnya pengakuan atau pengingkaran ditujukan.
b. Term predikat : apa yang diakui atau diingkari tentang subyek
c. Kopula : penghubung (adalah, bukan/tidak) antara term subyek dan term predikat, dan sekaligus member bentuk (pengakuan atau pengingkaran) pada hubungan itu.

Setiap proposisi selalu mengandung ketiga unsur itu. Itu sebabnya setiap proposisi selalu berupa kalimat, meskipun tidak setiap kalimat adalah proposisi.
Dalam logika, sebuah kalimat adalah proposisi apabila isi kalimat tersebut sanggup menjadi benar atau salah (dapat dinilai benar atau salah) = kalimat berita (informatif).

Term
Konsep atau ide atau juga pengertian adalah bersifat kerohanian dan dapat diungkapkan ke dalam bentuk kata atau istilah atau juga beberapa kata. Ungkapan pengertian dalam bentuk kata atau istilah disebut dengan “term”.

Term sebagai ungkapan konsep jika terdiri atas satu kata atau satu istilah maka term itu dinamakan term sederhana atau term simpel, dan jika terdiri atas beberapa kata maka term itu dinamakan term komposit atau term kompleks.
 
Term subyek dalam kesimpulan adalah term minor (premis yang mengandung term minor adalah premis minor), sedangkan term predikat dalam kesimpulan adalah term minor (premis yang mengandung term mayor adalah premis mayor).

Term yang bukan term mayor dan bukan term minor adalah term tengah, yang hanya terdapat dalam premis dan tidak muncul dalam kesimpulan.

Data
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.

Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain.

Data menggambarkan sebuah representasi fakta yang tersusun secara terstruktur.
Data adalah nilai yang merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian.

Fakta
Fakta (bahasa Latin: factus) ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia. Catatan atas pengumpulan fakta disebut data. Fakta seringkali diyakini oleh orang banyak (umum) sebagai hal yang sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena mereka dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain yang sesungguhnya.

Dalam istilah keilmuan fakta adalah suatu hasil observasi yang obyektif dan dapat dilakukan verifikasi oleh siapapun.

IMPLIKASI
Definisi implikasi yaitu keterlibatan atau keadaan terlibat, yang termasuk atau tersimpul. Jadi implikasi dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana keadaan tersebut saling mempunyai hubungan.
Contoh dari implikasi :
- Untuk mendapatkan nilai bagus maka dia harus belajar dengan rajin.
- Kambing, Sapi, Kuda termasuk hewan herbivora.

INFERENSI
Definisi inferensi(kesimpulan) yaitu roses yang harus dilakukan pembaca (pendengar) untuk melalui makna harfiah tentang apa yang ditulis (diucapkan) samapai pada yang diinginkan oleh saorang penulis (pembicara).
Jenis-Jenis Inferensi:
1. Inferensi Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.
Contoh:
Pohon yang di tanam pak Budi setahun lalu hidup.
dari premis tersebut dapat kita lansung menari kesimpulan (inferensi) bahwa: pohon yang ditanam pak budi setahun yang lalu tidak mati.
2. Inferensi Tidak Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.
Contoh:
A : Anak-anak begitu gembira ketika ibu memberikan bekal makanan.
B : Sayang gudegnya agak sedikit saya bawa.
Inferensi yang menjembatani kedua ujaran tersebut misalnya (C) berikut ini.
C : Bekal yang dibawa ibu lauknya gudek komplit.

Wujud Evidensi
Evidensi merupakan semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh digabung dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu

Cara menguji data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autoritas

Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1. Konsistensi
2. Koherensi

Cara menilai autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
1. Tidak mengandung prasangka
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
3. Kemashuran dan prestise
4. Koherensi dengan kemajuan

Sumber :
·         http://iinnapisa.blogspot.com/2011/10/cara-menguji-data-fakta-dan-autoritas.html

Selasa, 21 Januari 2014

Membuat Outline Penulisan Ilmiah

Analisis pengaruh bonus terhadap kinerja kerja karyawan, loyalitas karyawan dan semangat kerja karyawan pada perusahaan Cakra Adi Mandiri selama periode 2013

Bab 1
pendahuluan


1.1 Latar belakang
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bonus terhadap kinerja kerja karyawan, loyalitas karyawan dan semangat kerja karyawan pada perusahaan cakra adi mandiri yang bergerak dibidang otomotif, penelitian ini sangat penting terutama untuk perusahaan agar mengetahui seberapa besar efektifitas pemberian bonus diluar gaji pada karyawan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian selain itu dari penelitian ini dapat disimpulkan dalam jangka berapa lama pemberian bonus tersebut diberikan terhadap karyawan dan penelitian ini dilakukan untuk memberikan kita manfaat lain seperti menambah pengetahuan atau menjawab pertanyaan kita selama ini bagaimana respon yang diberikan karyawan terhadap bonus apakah mendapatkan respon baik atau tidak.
Manfaat lainnya yaitu dengan penelitian ini diharapkan penulis dapat mengetahui sikap karyawan terhadap bonus yang diberikan, sebelum terjun langsung kelapangan sebagai pemilik perusahaan atau sebagai petinggi diperusahaan tersebut.Hal ini dilakukan tidak lain untuk memajukan perusahaan tersebut dan untuk memotivasi para karyawan agar bekerja lebih optimal dan prusahaan cakra adi mandiri mendapatkan laba yang maksimal.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan penelitian ini dapat diidentifikasi permasalahannya yaitu :
1.      Bagaimanakah pengaruh bonus terhadap kinerja karyawan diperusahan cakra adi mandiri
2.      Seberapa besar pengaruh bonus terhadap loyalitas karyawan perusahaan cakra adi mandiri
3.      Seberapa besar bonus mempengaruhi semangat kerja karyawan perusahaan cakra adi mandiri.
Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui bagaimana seberapa besar pengaruh bonus terhadap karyawan disuatu perusahaan
2.      Untuk mengetahui bagaimana pengaruh  bonus terhadap kualitas kridibilitas  kerja karyawan pada perusahaan.
3.      Untuk mengetahui bagaimana pengaruh bonus karyawan terhadap kualitas kridibilitas  kerja karyawan pada perusahaan.
Batasan Masalah
            Dalam penelitian ini akan dibahas beberapa masalah yang mempengaruhi kinerja karyawan, loyalitas karyawan dan semangat kerja

Bab 2
Landasan teori
2.1 dalam buku “ manajemen sumber daya  manuusia” karya susilo Martoyo, S.E mengatakan dalam teorinya yang berhubungan langsung dengan kepuasan kerja, yang didasarkan pada penelitian bersama di kota Pitsubrug dan sekitarnya. Dari hasil penelitian ini dikembangkan suatu gagasan bahwa ada 2 rangkaian kondisi yang mempengaruhi seseorang didalam pekerjaannya :
a.       Rangkaian kondisi pertama disebut “ factor motivotor”
b.      Rangkaian kondisi kedua disebut “ factor hygiene”
Dalam penelitiannya juga mengemukakan yakni factor-faktor yang berperan sebagai motivator terhadap karyawan terdiri dari :
a.       Achieverement (keberhasilan Pelaksanaan )
b.      Recognition (pengakuan)
c.       The Work itself (pekerjaan itu sendiri)
d.      Respodensibilities ( tanggung jawab)
e.       Advancement (pengembangan)
rangkaian faktor-faktor tersebut memang melukiskan hubungan seseorang dengan apa yang dikerjakannya (job contens); yakni kandungan kerjanya, prestasi pada kerjanya,  penghargaan atas prestasi yang dicapainya dan peningkatan dalam tugasnya.
Sedangkan factor hygiene yang merupakan factor kedua, dapat menimbulkan rasa tidak puas kepada pegawai atau dengan kata lain “demotivasi”,Terdiri dari :
a.       Company policy and adminitrasion (kebijaksanaan dan administrasi)
b.      Technical supervisor (supervisi)
c.       Interpersonal supervision (hubungan antarpribadi)
d.      Working condistion (kondisi kerja)
e.       Wages (gaji/upah)
                                                                                                                                 
Apabila factor-faktor hygiene ini diperbaiki, maka menurut Drs. Manullang tidak ada pengaruhnya terhadap sikap kerja yang positif, tetapi Kalau diabaikan atau dibiarkan tidak sehat, maka karyawan akan timbul ketidakpuasan.
Kompensasi juga mempengaruhi kualitas kredibilitas kerja seprti yang dikemukakan oleh Andrew E. Sikula dalam bukunya menyatakan bahwa “pengturan keseluruhan pemberian balas jasa bagi employers maupun employees baik yang langsung berupa uang (financial) Maupun yang tidak langsung berupa uang (nonfinancial)”. Dengan definisi tersebut dapat disadari bahwa kompensasi cukup mempengaruhi kualitas kredibilitas kerja karyawan.
Selain motivasi dan kompensasi ada juga yang mempengaruhi kualitas kredibilitas kerja karyawan. Dalam buku “personnel Manajemen” yang di tulis oleh Arun Manoppa dan Mirzas Sayadin dan  dikutip oleh   Drs. Manullang yaitu menyatakan bahwa suatu promosi belom tentu menambah penghasilan, namun umum bertambah tanggung jawab. Dan akibatnya tanggung jawab tersebut umunya akan bertambah penghasilan.


Bab 3
Metodologi Penelitian
1.1  lokasi penelitian berada didaerah kota Bogor, Jawa Barat dan waktu penelitian dipilah saat jam istirahat yaitu jam 12.00-13.00 dan pada jam pulang kantor yaitu 17.00, waktu penelitian diusahakan untuk tidak mengganggu jam kerja karyawan agar penelitian dapat berjalan lancar dan tidak mengganggu karyawan.
1.2  Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terhadap salah satu karyawan PT. Adi cakra mandiri dan kuisioner yang disebarkan kepada karyawan, waktu pengisian kuisioner pada saat jam istirahat agar karyawan dapat mengisi kuisioner dengan benar dan tidak mengganggu jam kerja.
1.3  Jenis dan sumber data menggunakan data kualitatif dan kuantitatif.
Sumber data yang digunakan yaitu data primer karena tidak adanya data-data sebelumnya, dengan menggunakan data primer diharapkan akan mendapatkan hasil yang akurat.
1.4  Metode analisis yang digunakan yaitu:
-Hipotesis merupakan dugaan sementara dari hasil penelitian. Hipotesis pada penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh analisis bonus terhadap karyawan, apakah berdampak positif atau negatif terhadap kinerja karyawan

Selasa, 19 November 2013

Tugas Bahasa Indonesia: Kalimat Efektif

Kota Malang Memiliki 25 Bangunan Cagar Budaya

Dinas Pariwisata Kota Malang menetapkan 25 bangunan sebagai cagar budaya. Bangunan cagar budaya terdiri atas rumah tinggal, perkantoran, sekolah dan penginapan. "Bangunan cagar budaya tersebar di Klojen," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Malang, Ida Ayu Wahyuni, Kamis 7 November 2013.

Salah satunya antara lain gedung Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Cor Jesu, gedung PLN dan tiga rumah di Jalan Ijen. Penetapan bangunan cagar budaya berdasarkan verifikasi yang dilakukan Dinas Pariwisata dibantu Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur. 25 bangunan cagar budaya ini hasil verifikasi dari 100 bangunan yang diusulkan masyarakat sebagai bangunan cagar budaya yang harus dilindungi.

Bangunan yang ditetapkan sebagai cagar budaya akan disusun dalam sebuah buku. Serta ditembuskan ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Pengawasan Bangunan. Tujuannya agar pembangunan cagar budaya tak berubah bentuk.

"Bentuk asli bangunan tak boleh berubah. Tapi renovasi tetap diizinkan secara terbatas," katanya. Bangunan cagar budaya ini dikenal sebagai salah satu tujuan wisata. Wisatawan mancanegara asal Belanda sering berkunjung untuk menikmati arsitektur kolonial.

"Sebagai wisata nostalgia," katanya. Kepala BPCB Jawa Timur, Aris Soviyani menilai Malang kaya dengan bangunan cagar budaya. Terutama bangunan berarsitektur kolonial yang berusia ratusan tahun. Namun, sampai saat ini tak memiliki tim ahli cagar budaya. Sehingga, bangunan cagar budaya rawan rusak atau beralih fungsi. Tim ahli bertugas memverifikasi dan melindungi bangunan cagar budaya.

"Wali Kota Malang harus membentuk tim cagar budaya," katanya. Pembentukan tim ahli diatur melalui Undang Undang nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya. Dalam Undang Undang Cagar Budaya disebutkan bangunan yang memiliki nilai sejarah, kekhasan dan berusia di atas 50 tahun ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.

Beberapa kesalahan pada artikel “Kota Malang Memiliki 25 Bangunan Cagar Budaya
“ :
1.      Salah satunya antara lain gedung Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Cor Jesu, gedung PLN dan tiga rumah di Jalan Ijen. (Tidak Efektif)
Diantaranya adalah gedung Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Cor Jesu, gedung PLN dan tiga rumah di Jalan Ijen. (Efektif)
2.      Wisatawan mancanegara asal Belanda sering berkunjung untuk menikmati arsitektur kolonial. (Tidak Efektif)
Wisatawan asal Belanda sering berkunjung untuk menikmati arsitektur kolonial. (Efektif)
3.      Bangunan yang ditetapkan sebagai cagar budaya akan disusun dalam sebuah buku. (Tidak Efektif)
Bangunan yang ditetapkan sebagai cagar budaya akan ditulis dalam sebuah buku. (Efektif)
 

Sumber: http://id.berita.yahoo.com/kota-malang-memiliki-25-bangunan-cagar-budaya-230432382.html

Selasa, 22 Oktober 2013

PEMILU 2014

KPU Putuskan Parpol Yang Lolos Verifikasi Faktual Diprediksi Akan Digugat

 

Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengenai partai yang lolos verifikasi faktual diprediksi akan digugat. Gugatan tersebut berasal dari partai politik yang tidak lolos verifikasi faktual. 

“Kemungkinan besar gugatan sangat tinggi yakni 16 partai dengan 18 partai, artinya ada 34 parpol, sementara hanya 10 yang lolos,” kata Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TEPI) Jeirry Sumampow dalam jumpa pers di Cikini, Jakarta, Minggu (6/1/2013).

Menurut Jeirry, banyak partai yang tidak ingin mengikuti proses verifikasi faktual. Dengan sendirinya parpol tersebut tidak lolos menjadi peserta pemilu 2014. Namun, hal itu tidak menyurutkan gugatan kepada putusan KPU.

“Gugatan parpol-parpol lain akan muncul khususnya yang lolos di 16 pertama saat verifikasi administrasi. Gugatan yang akan dilakukan bisa lebih banyak soal prosedur,” katanya.
Selain itu, gugatan juga akan berisi mengenai penyelenggara Pemilu dan kinerja KPU. Tetapi, Jeirry menilai, parpol tersebut sulit beradu data dengan KPU. Pasalnya, memang banyak parpol yang tidak lolos secara persyaratan yang diminta undang-undang.

“Kalaupun ada gugatan untuk mengadu data akan sangat sulit, khususnya di tingkat Bawaslu. UU ini memang terlalu rumit, tapi itulah yang semestinya kita ikuti, gugatan akan berkisar soal kinerja Pemilu dalam hal ini KPU,” ujarnya.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan mengumumkan hasil verifikasi faktual partai politik 2014 pada 7 Januari 2013, besok. Namun, Komite Pemilih Indonesia (TEPI) mengklaim telah mengetahui hasil partai politik yang lolos verifikasi faktual tersebut.

Koordinator TEPI, Jeirry Sumampow, mengatakan, peserta pemilu 2014 sebanyak 10 parpol. Ke-10 parpol itu adalah mereka yang lolos verifikasi administrasi KPU. Sembilan partai lolos adalah parpol yang kini berada di parlemen dengan penambahan Partai Nasdem.
“Dari hasil verifikasi parpol itu yang lolos hanya 10 partai, sembilan partai yang di parlemen dan satu partai baru yaitu Nasdem,” kata Jeirry

Jeirry menjelaskan, partai yang lolos verifikasi administrasi namun gagal dalam verifikasi faktual yakni Partai Persatuan Nasional (PPN), Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Demokrasi Pembaruan (PDP), Partai Kesatuan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dan Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB)
“Jadi sesuai data ini PBB tidak lolos di empat provinsi, PDP itu di 21 propinsi, PKPI di enam provinsi, PKBIB di 20 provinsi, PPRN di 12 provinsi dan PPN di 6 provinsi, kalau ada partai secara provinsi tak lolos dan parpol yang bersangkutan tidak akan lolos di tingkat nasional,” katanya.
Sedangkan, kata Jeirry, 18 parpol yang diminta DKPP untuk diverifikasi faktual bernasib sama. Parpol tersebut tidak lolos dalam verifikasi faktual. Sebab, 18 parpol itu tidak ada di semua provinsi itu mulus artinya tidak semua lolos.

“Karena jika salah satu provinsi saja tidak lolos, maka itu tidak bisa diloloskan. Syarat kepengurusan dan syarat keanggotaan di tingkat provinsi dan kabupaten kota,” jelas Jeirry.

Tanggapan dan Solusi:
Semua yang di cita-citakan para Calon Pendiri Bangsa yaitu : Rakyat Sejahtera , Keamanan Negara Terjamin. Harapan bagi Rakyat Indonesia yang ingin melihat Pemerintahan Bekerja untuk Semua Golongan bukan seperti saat ini yang di Isi oleh para Garong-garong APBN , dan selalu menyalahkan Rakyat karena sebenarnya Merekalah yang tidak bisa Bekerja dengan Baik bilang APBN Jebol.
Bekerjalah untuk Rakyat, dalam arti diwujudkan dalam bentuk kepedulian dan tangungjawab atas masa depan bangsa lewat ilmu pengetahuan dan kebudayaan untuk membangun kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya.

 

sumber :
http://www.beritakaget.com/berita/4841/kpu-putuskan-parpol-yang-lolos-verifikasi-faktual-diprediksi-akan-digugat.html